Sebut Aku Sang Pemenang *
Kemenangan merupakan
istilah yang melekat pada momen keberhasilan sebuah pertandingan. Secara
emosional kemenangan disertai perasaan bangga yang kuat, dan manusia sering
melampiaskan dengan perilaku, gerakan dan pose tertentu. Layaknya pemain bola
yang berhasil mencetak gol. Di sana ada perasaan
puas atas buah usaha jerih payah revalitas,
bersaing untuk menjadi pemenang. Demikian juga dengan individu manusia.
Di dalam setiap diri masing-masing kita ini ada
perlombaan yang terjadi setiap hari.
Yang satu diwakili oleh pikiran dan logika satu lagi diwakili oleh
perasaan dan hawa nafsu. Ajakan untuk mengejar prestasi melawan ajakan untuk
bermalas-malasan. Keinginan berbuat baik bertarung dengan hasrat berbuat keji. Ketika
hasrat berprestasi muncul dengan kuat, maka sifat malas menjadi sirna. Akan
tetapi tanpa disiplin yang tinggi jangan berharap kemenangan akan menghampiri.
Lain halnya bila kemenangan diperoleh dengan cara-cara yang ditengarai adanya perilaku yang tidak sportif. yang kalah merasa dipecundangi melalui berbagai macam cara yang terang-terangan maupun yang tersembunyi
Lain halnya bila kemenangan diperoleh dengan cara-cara yang ditengarai adanya perilaku yang tidak sportif. yang kalah merasa dipecundangi melalui berbagai macam cara yang terang-terangan maupun yang tersembunyi
Semua dari kita berhak memiliki kehidupan yang
berkelimpahan juga kita semua ingin dan menyukai banyak kesuksesan dalam
kehidupan kita. Tetapi sedikit dari kita yang mau bersusahpayah berlatih dengan
penuh kedisiplinan untuk meraih kemenangan. Dan sedikit pula yang bersedia
membayar terlebih dulu kesuksesan yang kita idam-idamkan itu dengan mengeluarkan
semua potensi, dan tenaga kita, mengorbankan sifat malas kita. Bangun lebih
pagi dari yang lain, belajar lebih rajin, bekerja lebih giat, berempati dan
beramal lebih banyak dari yang lain.
Memang...., keadaan kita yang sekarang ini adalah hasil
dari apa yang kita lakukan di masa lalu. Sekiranya kita anggap hari ini
berhasil atau terpuruk maka tengoklah apa yang telah kita kerjakan selama ini,
bagaimana kita melampaui waktu-waktu kita, seberapa gigih kita
memperjuangkannya.
Sebulan kemarin mukminin berlatih mengendalikan diri, bukan
sekedar belajar memahami arti lapar dan haus, menumbuhkan kepekaan sosial yang
tinggi. Namun memberikan kesempatan bagi mukminin untuk kembali kepada
fitrahnya, menjadi manusia yang merdeka. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh dan
berdisiplin di dalam latihan itu niscaya dia akan sukses menjadi sang Pemenang.
Tidak ada cara lain untuk meraih keunggulan kecuali
melakukan sebuah tindakan mulia secara terus-menerus dengan penuh disiplin. Sang
Pencipta, tidak membiarkan manusia tanpa daya untuk memperjuangkan kemenangan menghadapi
kesulitan dan cita-citanya. Semuanya sudah terukur dengan ukuran yang pas,
antara potensi yang dimiliki dengan tingkat kesulitan ujian yang bakal dihadapi.
Kita tidak pernah mengetahui seberapa besar sebenarnya potensi
yang kita miliki saat ini hingga datangnya
kemenangan menyelesaikan persoalan atau ujian. Manusia diperintahkan menjalani,
dan senantiasa mau belajar karena salah satu kekuatan manusia adalah
kemampuannya untuk belajar dan berlatih.
Andai hari ini kemenangan memihak kita, maka bersyukur dan bersiaplah, karena
kompetisi belum berhenti dan ujian lain sedang menanti. Namun sekiranya saat
ini terasa beban yang berat yang harus ditanggung, perlu diingat bahwa bukan
beratnya beban yang harus dipikul tetapi bagaimana cara memikulnya. Maka
janganlah berputus asa. Cukuplah Allah sebagai penolong untuk segala urusan. Mengutip bait lagu Maher Zein Never lose hope ’cause Allah
is always by your side. Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1433H mohon maaf atas khilaf kami, semoga kita semua
menjadi Sang Pemenang dan menjadi manusia yang merdeka dari pengaruh budak
keinginan tercela. MERDEKA !! (ss)
* Pernah
dimuat di "Otsormedia" - Media Komunikasi Internal Global Outsourcing
Service Group Edisi :2012-08