Jumat, 09 Mei 2014

Mei 1988 - Catatan ku

Mei 1988 – Catatan ku

Pagi ini saya menemukan buku kecil agenda kerja saya terselip diantara arsip-arsip lama, lembar demi lembar saya buka catatan-catatan saya di buku itu. Ada dua rangkaian tulisan, yang pertama adalah tulisan yang mengingatkan saya bagaimana pikiran dan perasaan saya pada hari Selasa 5 Mei 1988 satu minggu sebelum tragedi penembakan empat orang mahasiswa Trisakti meninggal dunia, memicu kerusuhan yang meluas menjadi amuk massa, pembakaran, penjarahan, pemerkosaan, penangkapan dan penculikan aktivis.    Hari hari ketika itu suasana lingkungan terasa pengap, ada rasa was-was setiap saat akan pergi ke tempat kerja. Pemutusan hubungan kerja telah terjadi, jumlah penganggur semakin banyak, harga barang kebutuhan pokok merangkak naik, nilai rupiah makin hari makin meluncur ke bawah, para birokrat mengobral retorika, perasaan tidak percaya pada pemerintah semakin memuncak,  suara-suara bernada iri hati, dengki pada orang kaya merebak terdengar dari mulut orang di terminal, stasiun, angkot, warung,  bahkan di kantor-kantor, para buruh turun ke jalan,  Berikut ini catatannya:

hari-hari ku berlalu
galau, risau, kacau, teraduk-aduk
geram, harap, nyata makin terpuruk

sulit kumengerti
mana siksa, mana coba
mala, bencana, bertubi-tubi
menyerang, menerjang, silih berganti
menyayat harkat, martabat rakyat negeri
kian tak percaya pada penguasa

si fakir terjungkir-jungkir
si miskin pasrah menatap angin
si papa merana
hari ini siapa derma

korban-korban pehaka
tak tahu kapan bisa berkarya
tukang-tukang rente memutar otak
seperti penerbang kehilangan kontak
penguasa asyik bermain-main kata
saling menutupi bau busuk kreasinya

langit negeriku semakin kelabu
mendung selalu setiap waktu
pudar bayang-bayang rembulan
tak satupun bintang di awan
yang dulu selalu menjadi teman

hari-hari ku berlalu
galau, risau, kacau teraduk-aduk
geram, harap, nyata makin terpuruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar