Senin, 21 April 2014

To do Change for Better Future



To do Change for better future *
Saudara sekalian, if you don’t change you will die.  Demikian sebuah pernyataan yang bernada peringatan keras, jika direnungkan akan mudah sekali difahami secara harfiah. Layaknya sesuatu yang mati, berarti ia tidak bergerak, tidak berubah, mandek dan statis. Kehadirannya tidak memberikan gerak perubahan, tidak memberikan perkembangan. sehingga dia tidak diperhitungkan, tidak diperlukan, dan dianggap tidak ada, meskipun tampak wujud fisiknya tetapi keberadaanya tidak bermakna.  

Saudara sekalian, sering kita menyikapi sebuah perubahan dengan respon berbeda: apriori, menolak, acuh tak acuh tetapi ada juga yang bersemangat menerima dan mendukungnya.  Sadar akan hal ini lantas kita bertanya-tanya, mengapa kita demikian.  Biasanya seseorang menolak perubahan bukan karena dia berani mati, tetapi justru sebaliknya dia takut mati jika dia berubah, if you change you die. Perubahan dianggapnya sebagai ancaman terhadap existensinya, takut kehilangan rasa nyaman,  mengganggu commfort zone namun dia lupa bahwa dia ini bagian dari organisasi besar dunia yang selalu bergerak dan bertumbuh.  Manakala dia sudah terlanjur terjebak di dalam pusaran perubahan dia akan stress,  emosional, rasionalitasnya hilang. Dia digerus waktu dan baru menyadari setelah melihat teman-teman yang dulu seangkatan berangkat meniti karir bersama sudah jauh maju di depan meninggalkannya. Sebuah eroni dari sikap apriori terhadap perubahan. 

Saudara sekalian, rasa-rasanya tidak mungkin bagi kita menghindar dari perubahan  dimanapun kita berada.  Oleh karena itu saat ini bila kita sebagai karyawan maka kita adalah bagian dari perusahaan yang seharusnya memiliki strategi “berkompromi” dengan perubahan.  Karena perusahaan akan selalu melakukan perubahan strategi, perubahanan teknologi, perubahan struktur kesemuanya itu menuntut kita agar melakukan perubahan perilaku dan perubahan kebiasaan.  Dan berpikirlah bahwa kita adalah bagian penting dari proses pekerjaan jangan sebaliknya melihat diri sendiri sebagai bagian yang tidak penting dimana kita hanya memiliki peran dan pengaruh kecil, karena hal ini akan berujung pada membatasi diri sendiri terhadap potensi yang kemungkinan besar dapat ditunjukkan di lingkungan kerja.   Kecenderungan kita semua untuk menilai hasil jangka pendek akan mengurangi kemampuan kita untuk melihat sesuatu dalam skala yang lebih besar. 

Saudara sekalian, perubahan besar yang kita hadapi saat ini jarang sekali datang secara tiba-tiba melainkan bertahap, terstruktur dan di luar kendali kita.  Hanya orang-orang “tertentu” saja yang mampu membaca perubahan yang lebih siap beradaptasi, meliak-liukan badan laksana peselancar sedang mengendalikan papan selancarnya mengikuti gerakan ombak menuju pantai.  Perubahan dipandang sebagai peluang untuk mengasah diri dan merima tanggung jawab lebih besar dan memetik manfaat untuk mengantarkannya ke sebuah cita-cita.  Anda sendirilah yang bisa menjawab dengan tepat, apakah anda termasuk orang-orang “tertentu” itu ? (ss)

* Pernah dimuat di "Otsormedia"-Media Komunikasi Internal Global Outsourcing Service Group Edisi :2010-05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar