Senin, 21 April 2014

Beyond Ramadhan & Iedul Fitri



Beyond Ramadhan  & Iedul Fitri *
Saudara sekalian, kehinaan akan menimpa manusia dimanapun mereka berada jika manusia gagal membina hubungan baik dengan Allah dan gagal berhubungan baik dengan manusia demikianlah ancaman Allah SWT. Puasa Ramadhan merupakan sarana untuk membina hubungan baik dengan Allah tuhan semesta alam dan juga dengan manusia.  Dengan puasa manusia sesungguhnya sedang mengikuti pendidikan yaitu pendidikan mengelola keinginan (hasrat, nafsu), pendidikan thariqat almalaikat - memahami sifat-sifat malaikat yang selalu taat dan patuh terhadap segala perintah Allah, pendidikan ketuhanan dimana puasa merupakan sistem pendidikan dari Allah yang mengajari manusia agar taat dan patuh, mendidik manusia supaya berbuat adil, sabar, pemaaf dan berbuat baik lainnya meskipun tidak ada makhluk yang melihat.  Serta pendidikan  penyucian jiwa – yaitu tercapainya objektif dari puasa - ketaqwaan yang tinggi kepada Allah.
Saudara sekalian, ketaatan orang berpuasa merupakan suatu bukti bahwa jiwanya tidak dikuasai oleh hawa nafsunya.  Orang puasa jiwanya terjaga dari dosa dan kesalahan dan akan mengalami iklim kesucian.  Oleh karenanya tidaklah berlebihan jika puasa ramadhan merupakan momentum untuk evaluasi total.  Evaluasi sebaik apa hubungan kita dengan tuhan selama ini dan, dalam ramadhan terdapat kesempatan untuk melakukan  pendidikan diri secara maksimal.  

Saudara sekalian, akhir sebuah Ramadahan disikapi dengan sukacita bagi mereka yang telah menang mengalahkan sifat-sifat buruknya dan berhasil membina hubungan dengan Allah, sekaligus mereka juga sangat berharap bisa bertemu dengan Ramadhan yang akan datang.   1 Syawal menandai ritual Ramadhan telah usai dan puncak dari pergulatan bathin mukminin telah tiba, hari saat seluruh egosentrisme dan kesombongan manusia diredam demi menjaga hubungan baik dengan seluruh umat manusia, lingkungan, alam, dan segala sesuatu di luar diri dan pribadinya.  

Saudara sekalian, ada tiga sikap yang harus kita miliki dalam menyambut Iedul Fitri, yaitu: 1. perasaan  penuh harap kepada Allah SWT memohon diampuni dosa-dosa yang lalu. 2. Melakukan review terhadap ibadah puasa yang telah dikerjakan.  Apakah puasa yang kita kerjakan telah bermakna, atau hanya mendapat rasa lapar dan dahaga saja   3. Mempertahankan nilai kesucian yang baru saja diraih. Tidak kehilangan semangat dalam ibadah karena lewatnya bulan Ramadhan, karena predikat taqwa seharusnya melekat terus hingga akhir hayat.

Saudara sekalian, momentum Iedul Fitri sudah selayaknya kita gunakan untuk menyambung kembali tali silaturahim kepada sanak famili, sahabat, teman kerja, atasan, bawahan, dan tetangga-tetangga kita. Membuka lembaran baru dalam berkomunikasi yang baik dan santun sehingga kita dapat menjaga keharmonisan hubungan dengan mereka. Dengan demikian kita akan terbebas dari kehinaan sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT.  Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia. (al Haaj : 50). Amien.(ss)

*Pernah dimuat di "Otsormedia"-Media Komunikasi Internal Global Outsourcing Service Group Edisi :2010-08 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar