Beyond Ramadhan & Iedul Fitri *
Saudara sekalian, kehinaan akan menimpa manusia dimanapun
mereka berada jika manusia gagal membina hubungan baik dengan Allah dan gagal
berhubungan baik dengan manusia demikianlah ancaman Allah SWT. Puasa Ramadhan
merupakan sarana untuk membina hubungan baik dengan Allah tuhan semesta alam
dan juga dengan manusia. Dengan puasa
manusia sesungguhnya sedang mengikuti pendidikan yaitu pendidikan mengelola
keinginan (hasrat, nafsu), pendidikan thariqat almalaikat - memahami sifat-sifat
malaikat yang selalu taat dan patuh terhadap segala perintah Allah, pendidikan
ketuhanan dimana puasa merupakan sistem pendidikan dari Allah yang mengajari
manusia agar taat dan patuh, mendidik manusia supaya berbuat adil, sabar,
pemaaf dan berbuat baik lainnya meskipun tidak ada makhluk yang melihat. Serta pendidikan penyucian jiwa – yaitu tercapainya objektif
dari puasa - ketaqwaan yang tinggi kepada Allah.
Saudara sekalian, ketaatan orang berpuasa merupakan suatu
bukti bahwa jiwanya tidak dikuasai oleh hawa nafsunya. Orang puasa jiwanya terjaga dari dosa dan
kesalahan dan akan mengalami iklim kesucian. Oleh karenanya tidaklah berlebihan jika puasa
ramadhan merupakan momentum untuk evaluasi total. Evaluasi sebaik apa hubungan kita dengan tuhan
selama ini dan, dalam ramadhan terdapat kesempatan untuk melakukan pendidikan diri secara maksimal.
Saudara sekalian, akhir sebuah Ramadahan disikapi dengan
sukacita bagi mereka yang telah menang mengalahkan sifat-sifat buruknya dan
berhasil membina hubungan dengan Allah, sekaligus mereka juga sangat berharap
bisa bertemu dengan Ramadhan yang akan datang. 1
Syawal menandai ritual Ramadhan telah usai dan puncak dari pergulatan bathin
mukminin telah tiba, hari saat seluruh egosentrisme
dan kesombongan manusia diredam demi menjaga hubungan baik dengan seluruh umat
manusia, lingkungan, alam, dan segala sesuatu di luar diri dan pribadinya.
Saudara sekalian, ada tiga sikap yang harus kita miliki
dalam menyambut Iedul Fitri, yaitu: 1. perasaan
penuh harap kepada Allah SWT memohon diampuni dosa-dosa yang lalu. 2. Melakukan
review terhadap ibadah puasa yang telah dikerjakan. Apakah puasa yang kita kerjakan telah
bermakna, atau hanya mendapat rasa lapar dan dahaga saja 3. Mempertahankan nilai kesucian yang baru
saja diraih. Tidak kehilangan semangat dalam ibadah karena lewatnya bulan
Ramadhan, karena predikat taqwa seharusnya melekat terus hingga akhir hayat.
Saudara sekalian, momentum Iedul Fitri sudah selayaknya
kita gunakan untuk menyambung kembali tali silaturahim kepada sanak famili,
sahabat, teman kerja, atasan, bawahan, dan tetangga-tetangga kita. Membuka
lembaran baru dalam berkomunikasi yang baik dan santun sehingga kita dapat
menjaga keharmonisan hubungan dengan mereka. Dengan demikian kita akan terbebas
dari kehinaan sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT. Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia. (al Haaj : 50).
Amien.(ss)
*Pernah dimuat di "Otsormedia"-Media Komunikasi Internal Global Outsourcing Service Group Edisi :2010-08
*Pernah dimuat di "Otsormedia"-Media Komunikasi Internal Global Outsourcing Service Group Edisi :2010-08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar