Jumat, 20 Juli 2012

Menuju Kemerdekaan Diri



Menuju Kemerdekaan Diri *

Saudara sekalian, kecintaan manusia terhadap dirinya, dapat menguasai kepribadian nya, demikianlah pernyataan yang pernah saya baca.  Manusia berubah menjadi tidak merdeka, menjadi budak dari egonya.  Betapa saat ini banyak manusia asyik berjuang memenangkan egonya, setiap hari kita saksikan di media massa, ada politisi, pebisnis, pekerja, pendidik, pelajar, pejabat negara, tokoh masyarakat berjuang memenangkan egonya. Berbagai upaya persaingan untuk memenuhi ego, diantara mereka ada yang memanfaatkan sebagian lainnya dengan menghalalkan segala cara, baik dalam bentuk kolusi, korupsi, nepotisme, pencurian, penipuan, dan lain sebagainya. 

Saudara sekalian, menurut Psikoanalisa Sigmund Freud, Ego merupakan salah satu dari tiga bagian struktur kepribadian manusia.  Dua bagian lainnya yaitu Id dan Superego. Ego bertindak sebagai eksekutor yang memutuskan apakah manusia akan menolak atau menerima, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan sistem kepribadian yang orisinil atau Id.  Superego berperan sebagai filter dari sensor baik-buruk, salah-benar, boleh-tidak yang dilakukan oleh dorongan Ego. Dengan kata lain Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia.

Saudara sekalian, energi psikis egoisme dipastikan akan memunculkan persaingan yang kemudian memunculkan perselisihan demi memenuhi kepentingan yang menjadi ego masing-masing.  Selama tindakan yang telah kita lakukan hanya didasari oleh ego maka akan berisiko hancur menjadi debu dan bisa dipastikan bahwa diri kita sebenarnya belum merdeka.   Diri kita dikuasai dan dijajah oleh ego kita sendiri, karena merdeka bukan berarti bebas mengumbar ego. Merdeka adalah cerdas dalam penguasaan diri, disiplin dan komit pada perbaikan terus-menerus dari semua yang kita lakukan, di semua bidang kehidupan. Bertanggung jawab penuh menuju arah hidup lebih baik.

Saudara sekalian, tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif ego kita. Penguasaan diri dan disiplin diri yang baik bukanlah sebuah tindakan untuk menghukum diri sendiri, dan bukan pula berarti mengontrol siapapun melainkan tindakan  yang dimotivasi karena energi psikis yang kita mililiki diarahkan kepada Superego.  Penguasaan diri dan disiplin yang baik dapat kita raih melalui media puasa karena hakekat puasa adalah menahan diri, mengendalikan id, dan ego kita.  Puasa yang benar akan memperkuat superego kita

Saudara sekalian, mari kita isi kemerdekaan bangsa dan negara kita ini dengan upaya keras memerdekakan diri sendiri dari belenggu Ego kita masing-masing, sekaligus menyambut puasa Ramadhan sebagai media pengasah Superego,  menyaring dan mengendalikan ego, menjadikan kekuatan pribadi kita berkembang dan kemudian secara alami kita akan pandai mengemudikan nasib kita sendiri, sehingga kita menjadi merdeka yang sesungguhnya.  Wallohu a’lam bish showab (ss)

*Pernah dimuat di "Otsormedia" - Media Komunikasi Internal Global Outsourcing Service Group Edisi :2010-07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar