Super Model *
Ketika program tayangan televisi “Smack Down” heboh beberapa waktu lampau karena memakan korban yang terinspirasi untuk melakukan adegan saling banting yang kemudian menyebabkan gegar otak dan meninggal dunia. Demikian pula dengan tayangan “Suster Ngesot” telah mengilhami seorang remaja, semula ingin memberikan surprise pada temannya namun berujung pada babak belurnya remaja tersebut karena ditendang dan dipukuli Satpam di Bandung. Contoh peristiwa itu mengingatkan kita akan Albert Bandura seorang ahli Social Learning Theory. Bandura menyatakan bahwa orang banyak mempelajari tingkah laku melalui peniruan, bahkan tanpa adanya reinforcement sekalipun yang diterima. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu – individu lain yang menjadi model.
Belajar
adalah aktifitas yang tidak kenal waktu, tempat, dan usia. Belajar adalah sesuatu
yang dapat memenuhi pikiran kita, membuka mata dan hati kita yang kemudian
berlanjut dengan meniru beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku
model. Belajar bukan hanya membaca buku. Dari lingkungan, kita juga bisa menemukan
model, di ruang kerja misalnya kita bisa mengamati bagaimana individu pegawai menghargai
pekerjaan melalui cara dia menyelesaikan tugas tanggungjawabnya. Mulai dari
yang serius, sampai kepada yang asal-asalan. Mengamati perilaku orang-orang dan
mencontohnya juga merupakan proses belajar.
Kondisi lingkungan dapat memberikan dan memelihara respon-respon
tertentu pada diri kita. Dari sana akan
muncul role model yang mengajarkan
hal-hal yang baik dan juga yang mengajarkan yang tidak baik. Karena belajar adalah “aku mendapati sesuatu nilai
(value) dari mu”. Maka disadari atau
tidak, sebagai bagian dari sebuah komunitas, perilaku komunitas akan
berpengaruh juga pada pribadi kita. Sebagaimana ungkapan bijak bila kita
tinggal dengan penjual minyak wangi maka
kita akan tercium wangi, ketika bergaul dengan pedagang ikan kitapun akan
tercium bau amis. Oleh karena itu “berdekat-dekatlah” pada orang-orang yang
berakhlak baik niscaya kita akan memperoleh “aura” kebaikannya juga.
Terhampar
di muka bumi ini tidak sedikit individu yang bisa dijadikan sebagai model.
Kisah sukses yang syarat dengan perjuangan, pengorbanan, kesetiakawanan,
semangat pantang menyerah dimana bagian tertentu dari perjalanan hidupnya itu dapat
ditiru dan dijadikan model. Maka tidak
harus “orang besar”, bisa jadi individu yang mungkin selama ini tidak pernah
diperhitungkan dapat dijadikan sebagai model karena sangat inspiratif.
Bagi
seorang pemimpin idealnya adalah sosok yang cara bersosialita, cara komunikasi
dan kemampuan sinkronisasi irama kerja dengan urusan pribadi dapat dijadikan contoh bagi
komunitasnya. Namun kenyataannya pemimpin bukanlah sosok yang bisa
ditiru segala aspek manajemennya terlebih lagi aspek kehidupan pribadinya. Dalam perjalanan hidupnya ada sisi positif
sekaligus negatifnya. Sehingga bagi mereka yang merindukan model yang ideal maka sangat
patut disarankan untuk belajar dan
meniru super model yang sempurna sekaligus teladan bagi umat
manusia sepanjang masa beliau adalah Rasulullah SAW. (SS)
*Pernah dimuat di "Otsormedia"-Media Komunikasi Internal Global Outsourcing Service Group Edisi :2012-02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar