Rabu, 25 Juli 2012

The Power of Trust & Belief


The Power of Trust & Belief *

Perintah berpuasa adalah perintah yang dalam pelaksanaannya kental dengan unsur trust dan belief.  Bagaimana mungkin seseorang mau melaksanakan perintah ini bila tidak ada trust  terhadap Sang Pemberi perintah.  Dan bagaimana pula manusia akan mampu melaksanakan dengan baik  jika tidak memiliki belief  terhadap kandungan, manfaat sekaligus konseksuensinya.  Dari dua unsur penting tersebut akan mendorong terbentuknya kepatuhan pada perintah dan menjauhi larangan, kedisiplinan, komitmen, pengendalian diri serta empati kepekaan sosial dan memperbesar integritas terhadap cita-cita.  Pada akhirnya akan lahir individu-individu yang tangguh menghadapi segala “medan” dan “cuaca”. Oleh karena itulah trust dan belief menjadi gerbang menuju ke sebuah pengertian yang mendalam akan hakekat perintah berpuasa.   Jika benar demikian, mengapa sebuah perintah tidak dipatuhi meskipun sudah disebutkan reward dan punishmentnya ? Bisa jadi karena kita sudah merasa nyaman dengan situasi sekarang ini yang mana pada saat tidak berpuasa tidak ada larangan untuk makan, minum di sepanjang hari, kemudian datang pengumuman yang mengatur waktu kapan boleh makan minum, datang larangan tidak boleh ini tidak boleh itu. Maka bila tidak memiliki trust dan belief yang kuat instruksi tersebut pasti akan diabaikan, diremehkan bahkan dilecehkan konsekuensinya.

Hakekat pentingnya trust dan belief  dalam perintah berpuasa jika diimplementasikan ke dalam arena profesional sangatlah korelatif.  Tatkala para profesional menerima perintah maka derajat rasa percaya dan yakin akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas.  Perintah apapun yang  dilaksanakan dengan landasan trust dan belief  yang tipis maka hasilnya adalah asal-asalan dan jika hal ini terus menerus terjadi maka tugas-tugas yang dihadapi berubah menjadi rutinitas yang membosankan. Lain halnya jika perintah diselesaikan dengan rasa trust dan belief yang tinggi pastilah kiranya akan memancar sikap-sikap positif dalam segala aspek perilaku keseharian.

Kita bisa mengamati bagaimana pola pikir, pola kerja dan karakter rekan-rekan kita yang saat ini berhasil dalam karirnya. Mereka itu adalah individu-individu yang memiliki trust dan belief yang tinggi, komit pada cita-cita yang ingin dicapai, selalu “berpuasa” menahan diri untuk tidak cepat puas, bersabar menyikapi kesulitan, selalu persisten dan menyeleraskan goals pribadi dengan misi perusahaan serta senantiasa menjaga integritas diri.  Mereka menyibukan diri mencari cara-cara terbaik untuk mengeksekusi rencana aksinya, memperhatikan tenggat waktu, menjaga tatakrama komunikasi dan kualitas kerja. Sementara yang lainnya asyik masyuk dengan pergunjingan,  selalu ragu mempertanyakan kenapa harus saya yang disuruh, buat apa sih begini saja dipermasalahkan, tidak bersegera menyelesaikan tugas, mencari alasan untuk menunda, menilai prestasi orang lain dengan kacamata pribadinya sendiri. 

Tingginya trust dan belief ini terlihat di dalam irama kerja dan terdeteksi dari kualitas pekerjaan.  Jikalau kita melaksanakan perintah dengan bekal trust dan belief seadanya maka yang akan didapat adalah seadanya pula. Kualitas kerja seadanya, prestasi seadanya, karir seadanya dan akhirnya kompensasi yang diterima juga seadanya.  Demikian juga dengan berpuasa yang akan didapat hanyalah rasa haus dan lapar tanpa memperoleh faedah maksimal dari  puasa.  Oleh karena itu trust dan belief merupakan satu kesatuan sekaligus faktor penting tercapainya secara maksimal sebuah perintah.  
Meskipun puasa ramadhan tahun ini telah usai, namun sejatinya “berpuasa” sepanjang waktu tetap diperlukan, karena tanpa disadari di dalam jiwa-jiwa yang “selalu” berpuasa itu akan terbentuk early warning system yang akan selalu menjaga dan mengingatkannya betapa penting makna komitmen, kejujuran, disiplin, empati, selalu menyempurkan pekerjaannya  sepenuh hati, menjaga kualitas kerja tidak tergantung pengawasan supervisor karena mereka meyakini ada yang selalu memantau semua gerak gerik hati dan perilakunya, Dia adalah Sang Maha Penilai, Sang Maha Adil, Sang Maha Berkehendak, Sang Maha Pemberi tuhan semesta alam. Taqabbalallahu Minna wa Minkum, Mohon maaf lahir batin. (ss)

*Pernah dimuat di "Otsormedia"-Media Komunikasi Internal Global Outsourcing Service Group Edisi :2011-08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar